Rabu, 07 April 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

www.dictio.id

A.     PATRAP TRILOKA (TRILOGI KEPEMIMPINAN) KI HAJAR DEWANTARA

Menurut KHD peran pendidik atau guru adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya Sistem Among merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Sistem Among sering dikaitkan dengan asas tri logi kepemimpinan yaitu Tut Wuri Handayani, Ing madya mangun karsa, Ing ngarso sung tuladha.

Ing ngarso sung tulodo, berarti bahwa seorang pemimpin (guru) haruslah memberikan sauri tauladan yang baik bagi orang yang dipimpinnya. Sehingga, guru haruslah memberikan contoh yang baik yang bisa merangsang para orang yang dipimpinnya untuk bersikap seperti pemimpinnya. Guru harus selesai dengan dirinya sendiri yang kemudian ini terefleksikan dalam keteladanan terhadap orang-orang disekitarnya.

Ing madya mangun karsa artinya pemimpin (guru) harus bisa bekerja sama dengan orang yang didiknya (siswa). Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan terasa mudah atau ringan dan akan semakin mempererat hubungan antara guru dengan siswa, namun tidak melanggar etika jalur pendidikan. Selain itu guru harus bisa memposisikan diri ditengahtengah anak didiknya. Memposisikan diri dalam konteks secara fisik ataupun secara fungsional. Guru harus bisa hadir ditengahtengah orang yang dipimpinnya untuk memberikan gelora semangat sehingga bisa menggerakkan mereka untuk mencapai visinya. Tak hanya itu saja, guru harus hadir secara fungsional artinya guru juga mampu bekerja ditengah-tengah orang yang dididiknya. Inilah kunci utama dari pembelajaran karakter dari seorang guru, seorang guru tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa, tetapi guru harus mampu bekerja bersama dan bisa menginternalisasikan semangatnya kepada siswa atau anak didiknya.

Tut wuri handayani yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk maju dan berkembang. Menuntut ilmu adalah penting dan merupakan perkara paling mulia, tetapi juga paling sulit. Fungsi seorang guru sebagai motivator, ia mampu mendorong kinerja siswa untuk terus berkembang dan maju untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

Berdasarkan asas pratap triloka murid dengan bawaan kodratnya diberikan kebebasan atau kemerdekaan untuk mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapi. Jadi pendidik hanya melakukan bimbingan dan tuntunan, kecuali masalah-masalah yang dihadapi anak didik tersebut membahayakan dirinya sendiri, baru pendidik mengambil alih tindakan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut.

 

B.     COACHING

Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam pembelajaran di sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat penting dilakukan di sekolah terutama dalam membantu murid dalam menyelesaikan masalah di dalam pembelajaran. Coaching dapat membuat murid menjadi lebih merdeka dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensinya. Proses Coaching juga dapat menjadi salah satu langkah tepat bagi guru untuk membantu murid mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam belajar. 

Proses Coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam  dapat membuat murid melakukan metakognisi. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dalam proses Coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam. Yang akhirnya, murid dapat menemukan potensi dan mengembangkannya. Murid kita di sekolah tentunya memiliki potensi yang berbeda-beda dan menunggu untuk dikembangkan. Pengembangan potensi  inilah yang menjadi tugas seorang guru. Apakah pengembangan diri anak ini cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang guru. Pengembangan diri anak dapat dimaksimalkan dengan proses Coaching. Jika proses Coaching berhasil dengan baik, masalah-masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan dapat menurunkan potensi murid akan dapat diatasi.

 

C.      PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Dilema Etika (benar vs benar)

situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan

Bujukan Moral (benar vs salah)

Situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana pendidik diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain?

Keberhasilan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan hasil pembelajaran.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 

1.      Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang harus dibuat?

2.      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan).

3.      Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

4.      Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 

Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.

Dalam mengambil keputusan ada tiga prinsip yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi atau hasil dari suatu tindakan.

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan peraturan yang telah dibuat

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) prinsipnya “Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Dengan kepedulian terhadap sesama kita akan menjadi lebih peka dan bersimpati. Penderitaan yang terjadi pada orang lain bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk bersimpati.

Guru dituntut dalam mengambil keputusan mampu mengambil keputusan yang kiranya efektif dengan sembilan langkah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang harus diambil. Sembilan langkah pengambilan keputusan yaitu:

Langkah 1

Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial  

Langkah 2.

Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

Langkah 3

Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya.  Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut.

Langkah 4

Pengujian benar atau salah

Uji Legal

Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum.

Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik

Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. 

Uji Halaman Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.

Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Langkah 5

Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, identifikasi paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Langkah 6

Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Langkah 7

Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Langkah 8

Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

Langkah 9

Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

 

D.     HUBUNGAN PATRAP TRILOKA, METODE COACHING, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Di dalam proses mengajar, seorang guru perlu melakukan perencanaan dan persiapan, serta pengambilan keputusan setiap jamnya. Dengan demikian sebuah atribut yang melekat pada guru yang menonjol adalah intentionality, yaitu melakukan sesuatu yang beralasan atau bertujuan. Intentional teacher adalah guru yang secara terus menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan dari siswanya dan bagaimana setiap keputusan yang mereka buat akan mengarahkan siswa menuju hasil yang diharapkan. Seringkali siswa belajar dalam keadaan yang tidak direncanakan. Namun untuk menantang para siswa, untuk memicu usaha terbaik yang dimiliki, untuk membantu siswa melakukan loncatan yang konseptual, serta untuk mengorganisasi serta mempertahankan pengetahuan baru, guru perlu untuk memiliki alasan, penuh pemikiran, dan fleksibel, tanpa kehilangan arah dalam membimbing setiap siswanya.

Guru memiliki tiga peran, yaitu di depan memberi teladan (ing ngarso sung tulodo), di tengah membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan di belakang memberikan dukungan moral (tut wuri handayani). Dengan demikian, tugas guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran di sekolah, tapi juga mendidik moral, etika, juga karakter peserta didik.. Peran guru sebagai Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru pasti sering dihadapkan dalam banyak masalah berkaitan dengan pembelajaran. Guru menggali permasalahan yang dialami murid melalui proses coaching, dan untuk menyelesaikan masalah pendidik diharuskan mengambil suatu keputusan. Seringkali keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain, atau yang disebut dilema etika.

Pengambilan keputusan pada situasi dilema etika adalah dengan menentukan paradigma yang terjadi, prinsip pengambilan keputusan menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, dan menerapkan sembilan langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang bertanggungjawab dan efektif.

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL  (SPLDV) A.     Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah p...