Sabtu, 12 Juni 2021

 ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 3.3

Program Kegiatan
 “DUIT TIF”
(DUTA LITERASI KREATIF)

 

A.     Latar belakang

Daya literasi di Indonesia yang sangat rendah, pemerintah  saat ini sedang menjalankan gerakan membaca dan menulis melalui program LGS atau gerakan literasi sekolah. Program LGS telah disosialisasikan di seluruh Indonesia. Selain gerakan membaca 15 menit sebelum mulai pembelajaran, sudut baca pada Sudut-sudut ruangan dan jendela ilmu beberapa ruang titik kumpul siswa dan lomba majalah dinding antar kelas, namun belum sepenuhnya memunculkan sinyal kuat minat baca dan nulis pada diri siswa apalagi, menghasilkan sebuah karya tulis. Kemampuan minat baca dan tulis pada siswa sangat rendah, hal ini terlihat pada siswa terutama kemampuan memahami bacaan dan menjawab pertanyaan pada tugas-tugas yang diberikan guru.

 B.     Tujuan kegiatan

1.       Meningkatkan minat membaca dan menulis pada siswa melalui peran duta literasi sekolah

2.       Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri murid

3.      Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu murid sehingga lebih bermanfaat

4.      Optimalisasi lingkungan sekolah sebagai gerak sarana gerakan literasi

 

C.      Pelaksanaan Program “DUIT TIF”

Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Program
dengan Tahapan BAGJA

Tahapan BAGJA

Hasil Tahapan

B-uat Pertanyaan

Bagaimana meningkatkan minat membaca dan menulis pada siswa di SMPN 3 Gunungsindur

A-mbil Pelajaran

Sebelum masa pandemi kegiatan literasi berjalan baik, dan siswa datang ke perpustakaan untuk membaca dan menulis

Sekolah mempunyai wadah menulis dan berkarya dalam sebuah majalah sekolah yaitu Buletin Triguns yang paling banyak diisi oleh guru dan kepala sekolah belum memaksimalkan potensi

Menggunakan aset sekolah yang belum maksimal, seperti sarana, operasional, financial, agama, kebudayaan dan sumber daya manusia dalam optimalisasi kegiatan sekolah

G-ali Mimpi

Cita-cita/mimpi

Murid dapat meningkatkan minat membaca dan menulis dengan baik sehingga daya literasi dan karakter siswa semakin baik

-          Kepala sekolah memberikan ijin dan mendukung terhadap program yang akan dilaksanakan guru.

-          Guru memberikan motivasi kepada murid untuk meningkatkan literasi, membangun karakter siswa, dan optimalisasi sarana sekolah dengan baik melalui kegiatan “DUIT TIF”.

-          Orang tua memberikan dorongan, dukungan, dan kerjasama berupa pemantauan terhadap pelaksaan program agar murid dapat meningkatkan literasi membaca dan menulis, berkarakter yang baik.

-          Menerapkan manajemen risiko dalam pembuatan program yang berdampak pada siswa

-          Menerapkan MERL

J-abarkan Rencana

Rencana Program:

-          Program ini dapat berjalan dengan baik dengan keterlibatan semua komunitas sekolah, seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab, para guru sebagai pengarah dan murid sebagai pelaksana.

-          Murid sebagai  pelaksana mempunyai kebebasan untuk menumbuhkan kreativitas literasi sesuai petunjuk dan bimbingan guru atau kepala sekolah.

-          Monitor dilakukan oleh guru dan orang tua kepada murid. Evaluasi melibatkan guru, kepala sekolah, dan orang tua murid.

A-tur Eksekusi

a.      Penanggung Jawab Kegiatan     : Kepala Sekolah

Pembina Kegiatan                          : Wali kelas

Pengarah Kegiatan                         : Dewan Guru

Koordinasi Kegiatan                      : Ketua Kelas

b.      Laporan dibuat oleh koordinator di masing-masing kelas

c.       Koordinasi dilakukan dengan membuat rapat internal kelas dalam satu bulan sekali.

d.      Hasil rapat internal dilaporkan kepada dewan guru sebagai pembimbing.

e.      Evaluasi dilakukan melalui rapat koordinasi dengan kepala sekolah, dewan guru, ketua kelas, perwakilan murid dan orang tua.

f.        Pemeran hasil karya literasi siswa dalam media digital, non digital atau mading kelas dan sekolah

 

Kerangka Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran, dan Laporan Program

a. Pertanyaan Kunci

Pertanyaan Kunci

Evaluasi Program

 

1.   Sejauh apa program “DUIT TIF” berjalan sesuai dengan tujuan utama program?

2.     Seberapa banyak hambatan yang ditemui selama pelaksanaan program “DUIT TIF”? Mengapa terjadi demikian?


b. Fokus Monitoring

Fokus Monitoring

Pertimbangan Pemilihan

Pertanyaan Utama Monitoring

Bagaimana kegiatan “DUIT TIF”  yang dipimpin oleh guru atau murid berjalan?

Untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik: Murid mengikuti arahan dan bimbingan dari guru tentang Pelaksanaan program “DUIT TIF”, sehingga meningkatnya budaya membaca dan menulis.

Bagaimana sikap murid ketika diberi arahan dan bimbingan oleh guru program “DUIT TIF”,, dan ketika menjalankan literasi?

 

c. Metode Penggalian Data

Pertanyaan Monitoring

 Sumber Informasi

Metode

Kapan/ Bagaimana

Apakah murid sebagai duta literasi dapat menjalankan perannya?

Bagaimana respons murid yang lain ketika dibimbing literasi oleh temannya?

Guru, murid

Wawancara/observasi

Selama proses berjalan

Selama kegiatan berlangsung

Setelah acara berlangsung

 

d. Strategi Pengolahan Data

Pertanyaan Monitoring

Data yang terkumpul

Kesimpulan

Catatan Khusus, Pengecualian,dll

Bagaimana pembagian peran dalam tim? Apakah semua orang dalam tim melaksanakan perannya dengan baik?

Murid duduk ditempatnya masing-masing di dalam kelas, duta literasi menjalankan perannya  dengan baik

Kesimpulan:

Kegiatan “DUIT TIF” berjalan lancar

 -

e.   Pembelajaran Program

Faktor-Faktor Pendukung Pelaksanaan Program

Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Program

Pembelajaran

Koordinasi tim yang baik

Beberapa murid malas atau tidak tertarik melakukan literasi sehingga tidak semua anak menghasilkan karya

Refleksi: untuk murid yang malas atau tidak tertarik melakukan literasi diberikan dilakukan coaching untuk menggali permasalahan mengapa malas berliterasi

 

f. Format Pelaporan Program

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM

Gambaran Umum Program:

Nama Program                                             : “DUIT TIF”

Program ini adalah salah satu program yang bertujuan memberdayakan siswa dengan menggali potensi atau kekuatan siswa pembekalan dan pembimbingan calon duta literasi yang nantinya akan menjadi duta di kelas masing-masing dan menjadi mentor atau tutor bagi teman-teman di kelasnya sehingga dapat menghasilkan sesuatu produk dan menggugah minat menulis dan membaca siswa yang dapat dituangkan dalam aplikasi WhatsApp group sekolah, Google classroom, bulletin sekolah, dan beberapa aplikasi lain dan juga dapat dipamerkan dalam mading kelasnya.

Deskripsi Pelaksanaan Program:

v  Waktu Pelaksanaan : Setiap hari pelajaran mata pelajaran matematika.

v  Strategi Pelaksanaan Program : Murid diawali dengan duduk yang rapih, kemudian murid menjalankan literasi dipandu duta literasi, duta literasi membimbing temannya teknik "tutor sebaya " untuk memotivasi dan menumbuhkan minat baca, menulis dan berkarya dalam bentuk puisi, poster,  berita (jurnalis), komik ,dan dan lain-lain, guru memantau dan melakukan teknik STOP untuk mengelola emosi, dan terakhir ditutup doa bersama yang dipimpin oleh guru atau temannya.

v  Faktor Pendukung dan Penghambat Program :

Faktor pendukung:

Aset yang dimanfaatkan     : Modal manusia (Kepala Sekolah, guru, murid, orang tua) dan modal fisik (kelas dan buku perpustakaan)

Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang. Modal fisik yang digunakan dalam program yaitu kelas dan buku-buku diperpustakaan.

Faktor penghambat : murid malas atau tidak tertarik melakukan literasi sehingga tidak semua anak menghasilkan karya

v  Hasil Pelaksanaan Program :

1. Kemampuan literasi murid meningkat.

2. Murid memiliki karakter

3. Buku diperpustakaan dapat berdaya guna

Evaluasi Program:

Kegiatan dalam program “DUIT TIF”  berjalan dengan baik dengan tercapainya tujuan utama dari program yaitu meningkatkan literasi murid, pembentukan karakter Pancasila, dan buku diperpustakaan dapat berdaya guna.

 

D.     Refleksi Program atau Pembelajaran Program:

1.       Feeling (Perasaan)

Sangat memuaskan, karena selama kegiatan berlangsung murid  melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Semua murid ikut terlibat aktif dalam kegiatan.

2.       Finding (Temuan)

Selama kegiatan berlangsung ada beberapa murid malas atau tidak tertarik melakukan literasi sehingga tidak semua anak menghasilkan karya. Untuk murid yang malas atau tidak tertarik melakukan literasi diberikan dilakukan coaching untuk menggali permasalahan mengapa malas berliterasi

3.      Future (Masa Depan)

Hakikat berliterasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis Diharapkan kedepannya murid menyadari pentingnya kemampuan literasi sehingga terlibat secara aktif dalam kegiatan literasi.

 

Dokumentasi Kegiatan

 

 


 


 



 

Jumat, 11 Juni 2021

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

A.     Hal menarik pada materi Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Sekolah sebagai ekosistem memiliki tujuan pendidikan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi sekolah tersebut. Visi misi diwujudkan dalam bentuk program-program yang berdampak pada murid. Peran guru dalam mewujudkan visi dalam lingkungan sekolah bukanlah hal yang mudah jika hanya dilakukan seorang diri tanpa campur tangan atau kolaborasi dengan dari pihak lain, seperti pimpinan, rekan guru, tenaga administrasi, siswa maupun orang tua murid agar apa yang menjadi harapan dapat berjalan dengan baik begitu juga dalam hal pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.

 Pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program. Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu kegiatan program, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan melalui tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Dan dalam pengelolaan sebuah program yang berdampak pada murid memperhatikan manejemen resiko, dapat memahami serta melaksanakan Monitoring,evaluasi, learning, dan reporting (MELR)

 

B.     Kaitan antara Pemetaan Sumber Daya dengan Perencanaan Program Sekolah yang Berdampak Pada Murid

Setiap sekolah memiliki kekuatan/aset yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada murid. Program Sekolah adalah program pendidikan yang diterapkan khusus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sekolah, yang disesuaikan dengan aset/kekuatan yang dimilki atau yang ada disekolah. Dan program yang disusun merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan oleh karena itu program sekolah harus dikelola dengan baik . Pengelolaan program mempertimbangkan dan menerapkan hal-hal berikut ini:

1.        Pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA

Pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program. Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu kegiatan program, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Namun perlu adanya kerjasama oleh semua pihak, dan upaya yang konsisten dan berkesinambungan. Dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan melalui tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Berikut adalah tahapan BAGJA dalam perencanaan sebuah program:


2.      MELR (Monitoring,Evaluation,Learning and Reporting)

a.      Monitoring

Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan, untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan,untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dengan keberhasilan program.

b.      Evaluation

Evaluasi: Proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan

Prinsip:

1)      Menyeluruh

2)      Berkesinambungan

3)     Objektif

4)     Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil

 Teknik :

1)       Observasi langsung di sekolah

2)      Isian instrument pengamatan

3)      Wawancara

4)     Berperanserta

c.       Learning

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model, yaitu dengan empat F:

1)       Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

2)      Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

3)      Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

4)     Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan

d.      Reporting

Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.

 

3.      Manajemen Risiko

Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala  sesuatu yang  kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan  wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila  risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan,  sehingga program sekolah yang telah direncanakan  tidak berjalan dengan baik  Begitu pula sebaliknya apabila  risiko dapat  dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir  segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program  sekolah yang telah direncanakan. 

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

a.      Risiko Strategis,  merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

b.      Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya asset

c.       Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

d.      Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

e.      Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga.

(Princewatercoper, 2003)

Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

a.      identifikasi jenis risiko,

b.      pengukura nrisiko,

c.       melakukan strategi dalam pengendalian risiko

d.      melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

 

C.      Koneksi antar Materi

Koneksi atau hubungan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini dapat dikaitkan dengan materi di modul sebelumnya yakni filosofi pemikiran KHD tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang berada di modul 1.1  yaitu: 1) frasa kodrat alam dan kodrat zaman. 2)Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2 yitu Mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman. Untuk mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman guru penggerak menentukan Visi Sekolah yang dapat dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri apresiatif dalam BAGJA di modul 1.3 dan budaya positif di modul 1.4 yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah. Mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman, guru penggerak mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki ekosistem sekolah, dan sumberdaya yang ada di sekitar sekolah secara kreatif agar program pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara maksimal. Dan dalam memperhitungkan manejemen resiko, dan melaksanakan prosedur MELR

 

D.     Peran Guru Penggerak

Pembelajaran dan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah  diupayakan agar berpusat, berpihak, dan berdampak pada murid. Guru sebagai seorang pemimpin transformasi pendidikan di level mikro  mengupayakan untuk membangun ekosistem sekolah yang mendukung tumbuh kembang peserta didik baik afektif,  kognitif, dan psikomotorik. Disitulah peran yang dimiliki oleh guru penggerak, yakni berupaya untuk melakukan terobosan, inovasi, dan transformasi pembelajaran dan pendidikan melalui membangun ekosistem sekolah yang kondusif dengan memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang ada dan  dimiliki oleh sekolah. Merencanakan, menyusun, dan mengelola program menerapkan Pendekatan Inkuiri APresiatif BAGJA, memperhitungkan manejemen resiko, dan melaksanakan prosedur MELR.  


SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL  (SPLDV) A.     Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah p...