Jumat, 11 Juni 2021

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

A.     Hal menarik pada materi Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Sekolah sebagai ekosistem memiliki tujuan pendidikan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi sekolah tersebut. Visi misi diwujudkan dalam bentuk program-program yang berdampak pada murid. Peran guru dalam mewujudkan visi dalam lingkungan sekolah bukanlah hal yang mudah jika hanya dilakukan seorang diri tanpa campur tangan atau kolaborasi dengan dari pihak lain, seperti pimpinan, rekan guru, tenaga administrasi, siswa maupun orang tua murid agar apa yang menjadi harapan dapat berjalan dengan baik begitu juga dalam hal pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid.

 Pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program. Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu kegiatan program, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan melalui tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Dan dalam pengelolaan sebuah program yang berdampak pada murid memperhatikan manejemen resiko, dapat memahami serta melaksanakan Monitoring,evaluasi, learning, dan reporting (MELR)

 

B.     Kaitan antara Pemetaan Sumber Daya dengan Perencanaan Program Sekolah yang Berdampak Pada Murid

Setiap sekolah memiliki kekuatan/aset yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan dalam sebuah program sekolah yang berdampak pada murid. Program Sekolah adalah program pendidikan yang diterapkan khusus sesuai dengan tujuan yang di inginkan sekolah, yang disesuaikan dengan aset/kekuatan yang dimilki atau yang ada disekolah. Dan program yang disusun merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan oleh karena itu program sekolah harus dikelola dengan baik . Pengelolaan program mempertimbangkan dan menerapkan hal-hal berikut ini:

1.        Pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA

Pengelolaan program adalah tahapan yang dimulai dari tahapan perencanaan sampai dengan tahapan pelaksanaan program. Perencanaan merupakan langkah awal yang harus ditempuh sebelum melaksanakan suatu kegiatan program, agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Namun perlu adanya kerjasama oleh semua pihak, dan upaya yang konsisten dan berkesinambungan. Dalam merancang sebuah program sekolah yang berdampak pada murid dapat dilakukan melalui tahapan BAGJA yang menggunakan paradigma inkuiri apresiatif, yaitu pendekatan kolaboratif dalam melakukan perubahan yang berbasis kekuatan. Berikut adalah tahapan BAGJA dalam perencanaan sebuah program:


2.      MELR (Monitoring,Evaluation,Learning and Reporting)

a.      Monitoring

Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan, untuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. Dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan,untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dengan keberhasilan program.

b.      Evaluation

Evaluasi: Proses pengukuran hasil yang dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan

Prinsip:

1)      Menyeluruh

2)      Berkesinambungan

3)     Objektif

4)     Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil

 Teknik :

1)       Observasi langsung di sekolah

2)      Isian instrument pengamatan

3)      Wawancara

4)     Berperanserta

c.       Learning

Dr Roger Greenaway seoarang ahli di bidang pelatihan guru dan sebagai fasilitator merancang kerangka kerja pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model, yaitu dengan empat F:

1)       Fact (Fakta ): Catatan objektif tentang apa yang terjadi

2)      Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi

3)      Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut

4)     Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan

d.      Reporting

Laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus akurat, lengkap, dan objektif. Dalam prakteknya, laporan adalah sebuah dokumen yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.

 

3.      Manajemen Risiko

Risiko dalam sebuah program merupakan sebuah langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi segala  sesuatu yang  kemungkinan besar dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan  wajib melakukan  rangkaian analisis dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang mungkin timbul dari pelaksanaan program sekolah.

Risiko tidak dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan karena apabila  risiko tidak dikelola dengan baik maka akan mengakibatkan kerugian serta hambatan,  sehingga program sekolah yang telah direncanakan  tidak berjalan dengan baik  Begitu pula sebaliknya apabila  risiko dapat  dikelola dengan baik maka sekolah dapat meminimalisir  segala kerugian yang dapat menghambat jalannya program  sekolah yang telah direncanakan. 

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

a.      Risiko Strategis,  merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

b.      Risiko Keuangan, merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya asset

c.       Risiko operasional, merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

d.      Risiko pemenuhan, merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

e.      Risiko Reputasi, merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga.

(Princewatercoper, 2003)

Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut:

a.      identifikasi jenis risiko,

b.      pengukura nrisiko,

c.       melakukan strategi dalam pengendalian risiko

d.      melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan

 

C.      Koneksi antar Materi

Koneksi atau hubungan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini dapat dikaitkan dengan materi di modul sebelumnya yakni filosofi pemikiran KHD tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang berada di modul 1.1  yaitu: 1) frasa kodrat alam dan kodrat zaman. 2)Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2 yitu Mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman. Untuk mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman guru penggerak menentukan Visi Sekolah yang dapat dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri apresiatif dalam BAGJA di modul 1.3 dan budaya positif di modul 1.4 yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah. Mewujudkan tumbuh kembang siswa sesuai kodrat diri disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan zaman, guru penggerak mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki ekosistem sekolah, dan sumberdaya yang ada di sekitar sekolah secara kreatif agar program pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara maksimal. Dan dalam memperhitungkan manejemen resiko, dan melaksanakan prosedur MELR

 

D.     Peran Guru Penggerak

Pembelajaran dan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah  diupayakan agar berpusat, berpihak, dan berdampak pada murid. Guru sebagai seorang pemimpin transformasi pendidikan di level mikro  mengupayakan untuk membangun ekosistem sekolah yang mendukung tumbuh kembang peserta didik baik afektif,  kognitif, dan psikomotorik. Disitulah peran yang dimiliki oleh guru penggerak, yakni berupaya untuk melakukan terobosan, inovasi, dan transformasi pembelajaran dan pendidikan melalui membangun ekosistem sekolah yang kondusif dengan memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang ada dan  dimiliki oleh sekolah. Merencanakan, menyusun, dan mengelola program menerapkan Pendekatan Inkuiri APresiatif BAGJA, memperhitungkan manejemen resiko, dan melaksanakan prosedur MELR.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL  (SPLDV) A.     Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah p...