PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh Siti Maesaroh
A.
Pendahuluan
Penyelenggaraan
pendidikan umum di Indonesia hingga kini cenderung bersifat klasikal massal.
Artinya, program pendidikan dilaksanakan untuk melayani sebanyak-banyaknya
jumlah siswa. Model pengajaran menggunakan strategi, metode, bahan ajar, dan
penilaian yang sama untuk seluruh siswa. Padahal setiap siswa ,memiiki
karakteristik yang berbeda.
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa siswa masing-masing memiliki kodrat
alam yang maknanya siswa memiliki karakter, minat, bakat, daya pikir, gaya
belajar, maupun keunikan lainnya yang berbeda untuk setiap individu. Guru sebagai
pendidik harus memastikan bahwa Pembelajaran harus memastikan anak-anak tumbuh
berdasarkan kodratinya yang unik. Oleh karena itu guru harus merancang pembelajaran
yang mampu mengakomodir siswa yang beragam kemampuannya, minatnya serta
kebutuhan belajarnya.
Praktik pembelajaran yang mampu mengakomodir perbedaan yang dimiliki
oleh peserta didik adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan suatu cara berpikir yang sangat penting tentang proses pembelajaran pada
abad ke-21,dimana pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta
didik) tersebut dalam pembelajaran.
B.
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah praktik pembelajaran yang menyesuaikan
kurikulum, strategi mengajar, strategi penilaian, dan lingkungan kelas dengan
kebutuhan semua siswa. Pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan
individu (peserta didik) dalam pembelajaran Berbagai macam perbedaan
dimiliki oleh peserta didik di sekolah, di antaranya: jenis kelamin, budaya,
tingkat kognitif, kemampuan, inteligensi, gaya belajar, bahasa, dan minat.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu
tentang siswa dan merespons belajarnya berdaarkan perbedaan. Ketika guru terus
belajar tentang keberagaman siswanya, maka pembelajaran yang profesional,
efesien, dan efektif akan terwujud
Tomlinson (2001) dalam
bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed
Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat
mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan 3 aspek. bahwa
pembelajaran diferensiasi dimulai dengan pemetaan kebutuhan belajar murid
dilihat dari 3 aspek, yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar
Sebagai guru, kita semua
tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika
tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka
miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu
keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu
memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai
(profil belajar).
Kebutuhan murid harus jadi dasar dalam menerapkan strategi diferensiasi.
Strategi diferensiasi yang dapat digunakan yaitu diferensiasi konten,
diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Konten adalah apa yang kita
ajarkan kepada murid. Konten berkaitan
dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada aspek ini, guru memodifikasi
kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa dan kemapuan
yang dimiliki. Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi, bagaimana ia
belajar atau nagaimana siswa
berinteraksi dengan materi. Produk merupakan bukti apa yang sudah mereka
pelajari dan pahami. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang
telah dikuasai siswa dan memberikan materi berikutnya.
Pada pelaksanaan model berdiferensiasi ini diperlukan pemahaman akan
teori pembelajaran yang matang, kreatifitas guru dalam merancang aktivitas yang
bisa mengakomodasi keberagaman siswa di kelas. Strategi dalam pembelajaran
diferensiasi terdiri dari Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip
memberikan dorongan, penilaian berkelanjutan terhadap kesiapan dan perkembangan
belajar siswa, digunakannya pengelompokan secara fleksibel, siswa secara aktif
bereksplorasi di bawah bimbingan dan arahan guru.
Untuk melihat alur pembelajaran berdiferensiasi dapat dilihat pada bagan
alur pembelajaran berdiferensiasi berikut ini:
C.
Penutup
Pembelajaran diferensiasi dimulai dengan pemetaan kebutuhan belajar
murid dilihat dari 3 aspek, yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar. Kebutuhan
murid harus jadi dasar dalam menerapkan strategi diferensiasi. Strategi
diferensiasi yang dapat digunakan yaitu diferensiasi konten, diferensiasi
proses, dan diferensiasi produk. Pada pelaksanaan model berdiferensiasi
ini diperlukan pemahaman akan teori pembelajaran yang matang, dan kreatifitas
guru dalam merancang aktivitas yang bisa mengakomodasi keberagaman siswa di
kelas.
BU IJIN UNTUK DIGUNAKAN YA
BalasHapus