Jumat, 12 Februari 2021

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh Siti Maesaroh


A.    Pendahuluan

Penyelenggaraan pendidikan umum di Indonesia hingga kini cenderung bersifat klasikal massal. Artinya, program pendidikan dilaksanakan untuk melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa. Model pengajaran menggunakan strategi, metode, bahan ajar, dan penilaian yang sama untuk seluruh siswa. Padahal setiap siswa ,memiiki karakteristik yang berbeda.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa siswa masing-masing memiliki kodrat alam yang maknanya siswa memiliki karakter, minat, bakat, daya pikir, gaya belajar, maupun keunikan lainnya yang berbeda untuk setiap individu. Guru sebagai pendidik harus memastikan bahwa Pembelajaran harus memastikan anak-anak tumbuh berdasarkan kodratinya yang unik. Oleh karena itu guru harus merancang pembelajaran yang mampu mengakomodir siswa yang beragam kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya.

Praktik pembelajaran yang mampu mengakomodir perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu cara berpikir yang sangat penting tentang proses pembelajaran pada abad ke-21,dimana pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta didik) tersebut dalam pembelajaran.

 

B.     Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah praktik pembelajaran yang menyesuaikan kurikulum, strategi mengajar, strategi penilaian, dan lingkungan kelas dengan kebutuhan semua siswa. Pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta didik) dalam pembelajaran Berbagai macam perbedaan dimiliki oleh peserta didik di sekolah, di antaranya: jenis kelamin, budaya, tingkat kognitif, kemampuan, inteligensi, gaya belajar, bahasa, dan minat.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses siklus mencari tahu tentang siswa dan merespons belajarnya berdaarkan perbedaan. Ketika guru terus belajar tentang keberagaman siswanya, maka pembelajaran yang profesional, efesien, dan efektif akan terwujud

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan 3 aspek. bahwa pembelajaran diferensiasi dimulai dengan pemetaan kebutuhan belajar murid dilihat dari 3 aspek, yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Kebutuhan murid harus jadi dasar dalam menerapkan strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi yang dapat digunakan yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten  berkaitan dengan kurikulum dan materi pembelajaran. Pada aspek ini, guru memodifikasi kurikulum dan materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar siswa dan kemapuan yang dimiliki. Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi, bagaimana ia belajar  atau nagaimana siswa berinteraksi dengan materi. Produk merupakan bukti apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Produk pembelajaran memungkinkan guru menilai materi yang telah dikuasai siswa dan memberikan materi berikutnya.

Pada pelaksanaan model berdiferensiasi ini diperlukan pemahaman akan teori pembelajaran yang matang, kreatifitas guru dalam merancang aktivitas yang bisa mengakomodasi keberagaman siswa di kelas. Strategi dalam pembelajaran diferensiasi terdiri dari  Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip memberikan dorongan, penilaian berkelanjutan terhadap kesiapan dan perkembangan belajar siswa, digunakannya pengelompokan secara fleksibel, siswa secara aktif bereksplorasi di bawah bimbingan dan arahan guru.

Untuk melihat alur pembelajaran berdiferensiasi dapat dilihat pada bagan alur pembelajaran berdiferensiasi berikut ini:

 


C.    Penutup

Pembelajaran diferensiasi dimulai dengan pemetaan kebutuhan belajar murid dilihat dari 3 aspek, yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar. Kebutuhan murid harus jadi dasar dalam menerapkan strategi diferensiasi. Strategi diferensiasi yang dapat digunakan yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.  Pada pelaksanaan model berdiferensiasi ini diperlukan pemahaman akan teori pembelajaran yang matang, dan kreatifitas guru dalam merancang aktivitas yang bisa mengakomodasi keberagaman siswa di kelas.












 

 

Sabtu, 23 Januari 2021

PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMANFAATAN SAMPAH DILINGKUNGAN SEKITAR

 

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.3

(Peduli Lingkungan melalui Pemanfaatan Sampah di Lingkungan Sekitar)

 A.   Latar Belakang Masalah

Pendidik adalah seorang penuntun dimana peran guru adalah menuntun dan memfasilitasi anak  sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga terwujud merdeka belajar. Pendidik juga harus mengkondisikan tempat belajar yang kondusif untuk belajar dan tumbuh kembang anak sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara dimana pendidik bagaikan petani/peladang yang tidak bisa merubah atau memperlakukan tanaman padi seperti tanaman jagung, juga peran peladang/petani dalam mengkondisikan ladang supaya dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Begitu pula guru sebagai pendidik.  Dalam masa pembelajaran pandemic ini kurikulum disederhanakan menjadi kurikulum suplemen juga ditambah dengan pendidikan kecakapan hidup. Dalam mendampingi anak BDR guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mengkondisikan pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut bermakna dan tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga diharapkan  dapat melibatkan anak secara aktif,dan kreatif dalam pembelajaran dalam rangka mewujudkan merdeka belajar.

Pendidikan lingkungan adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan lingkungan di kalangan pelajar sekolah. Hal ini ditujukan dengan asumsi bahwa jika pengetahuan tentang lingkungan meningkat, maka perilaku peduli lingkungan juga meningkat dan akan mengurangi kerusakan lingkungan di masa yang akan datang. Menurut Akpan et al. (2003)“ menyatakan konsep dasar dalam membentuk perilaku peduli lingkungan dibutuhkan tiga unsur, yaitu faktor institusional, strategi pendidikan, serta pengetahuan dan nilai. Ketiga faktor tersebut berkaitan satu dan yang lainnya. Faktor institusi berhubungan dengan kebijakan politik, ketersediaan dana dan fasilitas yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. Strategi pendidikan adalah salah satu hasil dari kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan nilai yang nantinya akan mempengaruhi perilaku peduli lingkungan”.   

Selama BDR, pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber belajar juga harus dioptimalkan dalam pembelajaran BDR ini. Selama ini sumber belajar yang banyak digunakan anak adalah buku dan gadget. Anak lebih tertarik dengan gadget baik itu dalam belajar maupun bermain. Orang tua pun merasa lebih aman jika anak di rumah dengan gadgetnya saat harus ditinggal keluar bekerja. Akibatnya anak menjadi acuh terhadap lingkungan. Perlu keseimbangan antara gadget dan lingkungan dalam pembelajaran. Karena itu anak perlu ditumbuhkan kesadaran akan kepeduliannya terhadap lingkungan.  Dengan tumbuh sikap kepedulian terhadap lingkungan,  kelak akan membudaya dalam bersikap menjaga dan melestarikan lingkungan.

 SMP negeri 3 gunungsindur memiliki salah satu visi yang ingin capai adalah berwawasan lingkungan. Tujuannya adalah  siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekolah dan juga lingkungan sekitarnya. Dalam aksi nyata saya mengambil tema pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa

Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk memunculkan kepedulian anak terhadap lingkungannya.. Selain hal tersebut, diharapkan pembelajaran dapat meningkatkan sikap kritis, kreatif, dan mandiri  anak anak dalam  memanfaatkan lingkungan sebagai sumber maupun media dalam pembelajaran. ke depan diharapkan tertanam dan membudaya sikap kepedulian akan lingkungan..Dalam penerapan pembelajaran menumbuhkan kepedulian lingkungan akan lebih efektif jika dilakukan secara  bersama sama warga rumah maupun masyarakat. Sehingga dengan kepedulian lingkungan ini juga dapat memupuk sikap kolaborasi dan berbagi.

B.   Deskripsi Nyata

Pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa adalah sebuah aksi nyata untuk menumbuhkan sikap  peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan adalah sikap yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki dan mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan. Selain itu pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa menumbuhkan kreativitas siswa.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah menyusun lembar kerja, sosialisasi program kepada kepala sekolah, kolaborasi dengan guru mata pelajaran lain, pengenalan program kepada siswa, berupa penjelasan materi pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa.

Sampah terdiri dari dua macam yaitu sampah anorganik (plastic, kaleng, kardus, dll) dan sampah organic (kayu, daun kering, kulit telur, stik eskrim, dll). Dalam pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa, langkah awal adalah mengidentifikasi sampah apa yang terdapat dilingkungan sekitar siswa. Kemudian siswa menentukan ide sampah tersebut akan di olah atau didaur ulang menjadi bentuk benda yang bermanfaat. Ide pemanfaatan sampah, langkah-langkah, dokumentasi proses, dan hasil produk dipresentasikan atau dilaporkan.

Dalam proses pemanfaatan sampah, siswa dibimbing baik secara daring maupun luring bekerja sama dengan rekan-rekan Tim Adiwiyata sekolah, guru-guru IPA, guru Bahasa Indonesia, guru SBK, dan guru Prakarya.

C.   Hasil Aksi Nyata

Hasil dari pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa yaitu: tikar dari bungkus minuman, taplak meja dari bungkus kopi, kompos dari daun kering, keset dari kain perca, tempat kosmetik dari kardus, miniature rumah dari stik es krim, lampion lampu, figura photo dari kulit telur dan tempat pensil. Aksi nyata pemanfaatan sampah yang ada dilingkungan rumah siswa adalah menumbuhkan sikap  peduli lingkungan dan menumbuhkan kreativitas siswa.

D.   Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan

Dengan adanya sampah yang ada kemudian dari lingkungan sekolah mencoba untuk bisa menumbuhkan sikap peduli sampah kepada siswa.Dimana siswa diajak untuk mengumpulkan sampah yang ada dan mengajak anak untuk mengolah sampah. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya.Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi sekolah juga lingkungan masyarakat sekitar, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga adanya pelatihan untuk mengelolanya.

E.   Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Rencana perbaikan di masa yang akan datang, peduli lingkungan lebih ditanamkan kepada anak didik atau siswa, melalui kegiatan pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai bahan dan sumber belajar, kegiatan pembiasaan, dan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan tumbuh sikap kepedulian terhadap lingkungan,  kelak akan membudaya dalam bersikap menjaga dan melestarikan lingkungan.

F.    Produk aksi nyata

    Bimbingan secara daring

    
   Bimbingan Tatap Muka


  Boneka dari Kain Perca

   Miniatur Rumah, Figura dari Kulit Telur, dan Pas Bunga 



   Keset dari Kain Perca

  Lampion Lampu

  Taplak Meja dari Bungkus Kopi 


   Tikar dari Kemasan Minuman Sachet



Sabtu, 05 Desember 2020

Menanamkan Toleransi Keberagaman melalui Karya Tulis

 

ARTIKEL AKSI NYATA NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

(MENANAMKAN TOLERANSI KEBERAGAMAN MELALUI KARYA TULIS)

 


A.   Latar Belakang Masalah

Guru sebagai pendidik memliki nilai dan peran penting di dalam proses pendidikan. Seorang guru harus memiliki nilai mandiri, refleksi, inovatif, kolaboratif, dan berpihak pada siswa. Selain memiliki 5 nilai tersebut guru juga harus memiliki dan meningkatkan kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi: Praktik Pembelajaran Profesional, Pengembangan   Profesi   Berkelanjutan, dan Penguasaan  berpihak pada murid dan menyesuaikan dengan kodrat zaman.

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki sumber daya alam berlimpah dan sumber daya manusia  yang banyak. Keberadaan sumber daya ini, khususnya sumber daya manusia (SDM) perlu ditumbuhkembangkan dengan berbagai potensi yang dimiliki agar dapat bersaing dalam berbagai bidang, baik secara nasional maupun global. Dengan tanah yang yang luas membentang dari sabang sampai meraoke menambah keberagaman dan kebhinekaannya.

Keberagaman bangsa Indonesia menjadi modal yang besar untuk dapat menjadi negara yang berkembang dan maju. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keberagaman, baik suku, Bahasa, adat istiadat, agama, budaya, sosial, politik, status sosial ekonomi, dan sebagainya. Keberagaman ini dapat menimbulkan efek dan dampak dalam kehidupan. Maka untuk dapat meminimalisasi  dampak negatif dari keberagaman ini perlu dilakukan berbagai upaya.

Siswa sedini mungkin harus dibekali dengan pengetahuan yang luas, nilai-nilai kehidupan sosial, kebersamaan, rasa tanggung jawab, saling menghargai, menghormati orang lain, dan nilai nilai kehidupan lain yang sangat penting untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga Indonesia menjadi negara yang maju, kuat, adil, sejahtera, aman, tentram dan damai sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Oleh karena itu perlu ditanamkan nilai-nilai positif kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, sehingga nilai-nilai positif tersebut menjadi motivasi intrinsic siswa. Menumbuhkan motivasi intrinsic dari diri siswa dapat dilakukan dengan cara-cara berbagi pengalaman hidup, menggali potensi minat dan bakat siswa, memberikan kesempatan untuk mempelajari secara mandiri, dan mengungkapkan apa yang difahami menjadi karya sesuai gayanya masing-masing

 SMP negeri 3 gunungsindur memiliki siswa dengan keberagaman agama, suku, maupun ras. Oleh karena itu nilai toleransi harus selalu dikembangkan dan ditanamkan melalui berbagai jenis kegiatan di sekolah, agar tercipta keharmonisan dan kenyamanan di lingkungan sekolah. Selain itu juga menjadi modal agar kelak nilai toleransi menjadi motivasi intrinsik bagi siswa, mengingat Negara Indonesia adalah Negara dengan beragam bahasa, beragam agama, beribu budaya, dan bermacam-macam suku.

Latar belakang inilah yang menjadi dasar mengambil tema kegiatan karya tulis dengan tema keberagaman. Siswa membuat karya tulis dengan tema keberagaman, dengan harapan tumbuh pemahaman bahwa Indonesia Negara dengan keberagaman  suku, Bahasa, adat istiadat, agama, budaya, sosial, politik, status sosial ekonomi, dan sebagainya.

 

B.   Deskripsi Nyata

Karya tulis dengan tema keberagaman adalah sebuah aksi nyata untuk menumbuhkan motivasi intrinsik saling menghargai, saling menghormati, bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas, menggali minta dan bakat, dan  peduli lingkungan sekitar.

Langkah pertama yang penulis lakukan adalah menyusun lembar kerja, sosialisasi program kepada kepala sekolah, kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia, pengenalan program kepada siswa, berupa penjelasan materi yang terkait dengan karya tulis dalam bentuk puisi, artikel, cerpen, poster, dan teks story telling.

Penulis berkolaborasi dengan guru bahasa Indonesia menyampaikan kepada siswa tentang bentuk karya tulis. Siswa mempelajari dan memahami keberagaman di Indonesia, kemudian menuangkan ide atau gagasan tentang keberagaman Indonesia dalam bentuk karya tulis yang akan juga menjadi bagian dari penilaian keterampilan menulis dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dalam membuat karya tulis siswa diberi kebebasan berkreativitas, bisa dalam bentuk puisi, artikel, cerpen, komik, teks naskah story telling, dan poster. laporan tertulis di buku tulis, kertas HVS, atau infografis dikertas karton. Dengan karya tulis  memiliki kebasan untuk berinovasi, kreatif, dan  siswa  memiliki pengalaman  yang  memahami toleransi keberagaman di indonesia, dikemudian dapat menjadi motivasi intrinsic bagi siswa.

 

C.   Hasil Aksi Nyata

Hasil dari karya tulis tentang keberagaman adalah laporan bentuk puisi, artikel, cerpen, komik, teks naskah story telling, dan poster. laporan tertulis di buku tulis, kertas HVS, atau infografis dikertas karton. Aksi nyata penulisan karya tulis tentang keberagaman menumbuhkan kreativitas, minat, potensi, daya cipta siswa, dan menanamkan karakter toleransi, mencintai budaya, dan meningkatkan literasi bahasa,

 

D.   Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan

Menulis merupakan bagian dari literasi bahasa yang harus ditanamkan kepada siswa. Budaya menulis memiliki banyak sekali manfaat. Di antaranya sebagai media penyaluran emosi maupun ekspresi diri, belajar beropini, melatih kesabaran, Sarana untuk memahami sesuatu, Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri, sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan sekeliling, Sarana untuk melibatkan diri dengan penuh semangat, dan sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan mempergunakan bahasa.

 

E.   Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Rencana perbaikan di masa yang akan datang, literasi lebih ditanamkan kepada anak didik atau siswa. Karena dengan literasi meningkatkan pemahaman siswa dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang di baca. Literasi juga menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri seseorang, sehingga tema keberagaman menjadi salah satu topik dalam literasi supaya karakter toleransi bias tertanam pada diri siswa dengan baik.

 

 

F.    Produk aksi nyata








SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL  (SPLDV) A.     Pengertian persamaan linear dua variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel ialah p...